Tentang Blog

Thursday, July 19, 2018

Keberangkatan ke New Zealand 1

 

I am humbly thanks and grateful for beautiful words,support and advice you have shown along the way, God, dear friends and the universe. 
Halo readers, di post kali ini saya akan membahas cerita perjalanan saya ke New Zealand.  Puji Tuhan, bisa mendapat pengalaman berkesan seumur hidup seperti ini. Once in a lifetime to have such leisure experiences. I know a lot of friends are happy for me, especially those who knows that how many times I have been trying to such an opportunity. I have been failed many then finallygot this amazing trip before 30. 😊 I am humbly thanks and grateful for beautiful words,support and advice you have shown along the way. 

Kok bisa ke New Zealand? Sekolah lagi kah? Pertanyaan ini akan dibahas dalam postingan ini.
Semoga postingan ini,  bisa memberi pencerahan dan berbagi inspirasi untuk mereka yang punya keinginan untuk ke luar negeri.

Program yang saya ikuti adalah program  INSPIRASI untuk pekerja NGO ( LSM)  yang belum berusia 30 tahun. Target peserta adalah pemuda dari kawasan timur Indonesia.  Program ini merupakan program kerja sama UNIONAID dengan pemerintah New Zealand. Berikut adalah requirement yang harus dipenuhi oleh calon peserta:

Saya kebetulan bekerja dengan WISE-WASH in Southeast Asia, semacam start up ( jadi masih muda dan baru, foundernya anak TL ITB), social enterprise yang bergerak di bidang lingkungan, air, dan sanitasi. Fokus utama WISE adalah pengembangan komunitas, perubahan perilaku dan pengembangan kapasitas. Layanan kami mulai dari bergerak bersama komunitas juga menjadi konsultan dan melakukan penelitian. Dua tahun pertama saya lebih akrab dengan konsultan & penelitian juga internal organisasi )  dan belum maksimal di pengembangan komunitas.  Untungnya di program INSPIRASI New Zealand ini kami akan belajar banyak mengenai pengembangan komunitas juga peningkatan kemampuan berbahasa Inggris. Masih banyak kekurangan saya dalam menulis laporan berbahasa Inggris. Jadi kalau sering postingan bahasa Inggris itu karena memang lagi belajar menulis.

Perjalanan dengan WISE dimulai dari 2015 sebagai volunteer kemudian part timer di Agustus 2017 ketika sidang selesai sambil menunggu wisuda ( field manager) .  Lalu Oktober 2017 menjadi full timer di WISE ( core team member). Thanks to technology, semua tim WISE bekerja dari  jarak jauh. Jadi saya bekerja dari mana saja, kadang di Mbay, Kupang dan juga New Zealand, selama ada akses internet. Kemudian teman saya, Yoke, salah satu founder WISE bekerja dari Singapura, juga teman-teman lainnya ada yang dari Palembang, Berlin, Kamboja dan Bandung.

Saya juga sebagai volunteer di Yayasan Sao Mere  (Yayasan Solidaritas anak, orang muda dan perempuan) yang berlokasi di Mbay, Nagekeo, fokus sebagai tim fundraising. Namun belum maksimal. Proposal masih gagal, haha, tapi tak apa, berproses.

Namun baiknya adalah selama proses pengembangan diri di sini, job desk utama adalah mengikuti kegiatan dengan baik selama 6 bulan. Lainnya paling menulis dan posting aktivitas harian. Thanks WISE for the good working environment & support. 

Proses seleksi berlangsung ketat karena banyak sekali kandidat yang tertarik. Setelah mengirimkan persyaratan administrasi juga menjawab beberapa pertanyaan penting, pada tanggal 19 Maret 2018 saya mendapat email dari ibu Sherly dari Yayasan Bhakti kalau saya masuk shortlisted. Puji Tuhan! Kami kemudian diberitahu untuk mengikuti proses selanjutnya  pada tanggal 12 April 2018 untuk mengikuti proses wawancara di Hotel On the Rock, Kupang. Sekitar 8 peserta shorlisted dibagi ke dalam 2 kelompok wawancara.
Berfoto bersama pewawancara. 1 vs 5 pewawancara (BaktiID, UNIONAID, Kemenpora RI,  & NZ Embassy) juga peserta lain dari Sumba & Kupang. 

Pembukaan proses seleksi
Proses wawancara terdiri dari 3 tahapan dan dilakukan secar abergantian oleh kanditat. Tes Bahasa Inggris yang terdiri dari writing dan grammar. Kemudian semacam focus group discussion dan berakhir dengan wawancara 1vs 5 (quite surprise on this, biasanya 1 vs 3). Saya sempat pesimis tidak terpilih, karena pada saat wawancara saja sudah dikasih tahu kalau akan ada program yang sama di tahun depan, jadi semacam firasat, gagal lagi nih.
Lalu yeayy, ada email masuk dari Laila di 21 April 2018. God, really, I am going to New Zealand! I coulnt believe it! 

Sempat galau karena saya sempat membantu mengajar di salah satu perguruan tinggi di Kupang sekitar 2 bulan  Untunglah masih awal semester, jadi bisa digantikan dosen lain), mengajar mk Kimia Lingkungan, Kimia dan sedikit mengenai Pencemaran Udara. I miss the class but definitely have to choose NZ.

Passpor OK, visa OK, lalu kegiatan pre departure di Jakarta  selama 2 hari dengan materi oleh Kemenpora RI & Kedutaan New Zealand.
Kiri Ke Kanan : Sherli ( Koalisi Perempuan Indonesia), Citra ( Burung Indonesia), Tirsa (Heka Leka), Ete ( Perkumpulan Pikul), pak Imam ( Kemenpora), Trevor D Matheson, Duta Besar NZ di Indonesia., Ifa ( Yayasan Lemina), Tiwi (LBH Makassar) dan Fauzan ( TenunID) ---OUR HAPPY FACES BEFORE DEPARTURE

See you on the next post. 
Posting from AUT Library, 2.22 pm. 





No comments:

Post a Comment

Membahagiakan Anak-anak

Dalam dua bulan ini karena lagi musim tahun ajaran baru, saya  menyisihkan rejeki untuk belanja-belanja pernak pernik lucu, semacam buku dia...