Tentang Blog

Sunday, May 30, 2021

Negara Antah Berantah

 Akhir-akhir ini kelihatan sekali upaya pelemahan lembaga-lembaga yang melakukan pengawasan terhadap kerja-kerja pemerintahan Antah Berantah(Tentu saja tidak bisa dinamaipemerintahan Cornelius Fudge yang professional). Sudah tidak malu-malu mengganjal pakai rangkaian pertanyaan level personal yang sepertinya tidak biasa dimasukan di tes OWL. Kemungkinan sih ada pimpinan macam Dolores Umbridge:(


Pertanyaan-pertanyaan tes juga privat dan tidak berkaitan dengan kerja-kerja auror. Lebih privat mengenai hal-hal yang mudah dijadikan bahan alih isu di masyarakat yang masih suka urus agama, selangkangan dan babi ngepet. Kemudian kalau diperkuat oleh jurnalis macam Rita Skeeter, buzzer dementor yang dingin dan tidak ada otak, nanti yang diserang personal yang sama sekali tidak ada kaitannya.


Banyak orang sekolah tapi mudah dicuci otaknya. Padahal sudah lulus mengerjakan skripsi capek-capek 1 semester atau bahkan lebih. Fungsi melakukan skripsi di kehidupan nyata harusnya sangat terasa sekali. Jika punya permasalahan, masalanya digali apakah benar-benar masalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan, lalu kemudian melakukan banyak pengecekan data dengan banyak-banyak membaca permasalahan serupa yang sudah-sudah, Data sumbernya harus jelas dan valid juga relevan. Nah tapi kemudian, jika pendidikan hanya dilakukan demi formalitas dan tidak dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari, yah begitu, banyak asumsi, unfair judgement juga kasus suap dan brainwashing. Apa kata atasan yang paling benar. Jika kritis di dalam sistem pun kamu akan dibuang. Rasionalitas dan integritas pun sudah dilupakan. Yah hati nurani lah yan dipakai. Mungkin juga kepentingan untuk terus bertahan hidup membuat semua kebijaksanaan dibutakan oleh uang dan kepentingan bertahan hidup.


Perkembangan sosial media sekarang sudah sangat baik, meski di beberapa tempat peliputan berita dibatasi. Kasus pembunuhan macam muggle atau unicorn  yang hilang lenyap oleh dementor atau darahnya dimangsa “mereka yang namanya tak boleh disebut “di hutan terlarang. Nyata terjadi tapi lalu dibungkam, akses informasi dibatasi. Mungkin hanya Firenze dan kawanannya, makhluk-makhluk yang berdiam di bawahnya berduka, mengiringi jiwa demi jiwa yang pergi. Biarlah mereka mengutuki siapa pun yang bertanggung jawab karena akan dibalas suatu hari. Bagusnya adalah tokoh-tokoh masyarakat  yang berpangkat, yang arogan dan tidak sadar diri akan fungsi dan tugas semakin tidak jaga sikap. Harusnya memberi contoh budaya mengantri. Eh malah songong dan main hantam.


Thanks to social media, eh tapi jangan-jangan dijadikan duta lagi. Yah kan bisa saja di negeri antah berantah. 


Thursday, May 27, 2021

Kerja Jalan Keliling Nagekeo

  Perjalanan selanjutnya setelah dari kampung Udi, kami sempat bertemu dengan ibu Hil, ibu camat di kantor camat Keo Tengah. Ibu Hil memberikan pengenalan untuk desa-desa di Keo Tengah yang memiliki potensi terutama yang punya produk-produk UMKM melalui Bumdes, diantaranya desa KotaWuji Barat dengan produk cokelatnya dan  Lewangera dengan produk Kemiri. 



Perjalanan ke Desa Lewangera tidak begitu jauh, kira-kira 8 km dari kota kecamatan. Desa ini terletak di dataran tinggi. Saya baru pertama kali memasuki kawasan desa ini. Pintu gerbang menuju desa sangat indah karena melewati sawah ladang dan sungai kemudian ada bukitnya juga. Jadi saya mengingat lagi gambar-gambar saya dahulu di Sekolah Dasar. Ternyata ada bukan cuma di lukisan-lukisan. Biasanya saya menggambar gunung atau perbukitan,  lalu sawah dengan aliran sungai dan jembatan. Voilaaa, ada di pintu masuk desa Lewangera.


Setelah bertamu ke kantor desa, kami bersama Bapak Sekdes menuju kelompok UMKM minyak kemiri. Tim dibagi 2. Pak Chris, pak Cuk, pak Yuven ke Desa Ngera, lalu saya, pak Kus, ibu Rani dan Roni menemui kelompok minyak kemiri. Kami menuju rumah ketua kelompok. 


Pembuatan minyak kemiri sudah dilakukan dengan mesin. Jadi kemiri yang sudah dikeringkan dan dikupas dimasukan ke dalam mesin dan keluarlah tetes demi tetes minyak. Namun sesuai dengan tujuan utama untuk memastikan potensi pariwisata, maka dari survey dan pengalaman langsung oleh teman-teman konsultan, pengunjung malah menikmati proses pembuatan minyak kemiri secara manual. Mulai dari menghancurkan kemiri kemudian menyaring dan menyegelnya dalam botol kecil. 


Ibu Rani, seorang dosen arsitektur, sangat menikmati proses karena diajak ikut untuk membuat minyak. Beliau mencoba menghaluskan juga memeras kemiri menjadi minyak. Menurut pak Kus, salah seorang praktisi di bidang pariwisata, pariwisata di kawasan Keo Tengah melibatkan pengalaman pengunjung untuk merasakan pengalaman-pengalaman sehari-hari. Ibu Rani juga sempat mengenakan pakaian adat dan berfoto. 


Geng motoran dari Desa Ngera langsung menyusur ke Desa Kelewae melalui Mauponggo sedangkan kami balik menuju Raja-Gako-Kelewae. 

Di Kelewae udara dingin menyambut kami. Saya suka sekali udaranya. Kami menginap di homestay milik pak Sil. Pemilik rumah menyambut kami dengan hangat. Makanannya enak-enak terutama sambal Koro Roe ala Kelewae. Terima kasih banyak pak Sil dan keluarga.







Tuesday, May 25, 2021

Life of One

 Life of someone

Its amazingly beautiful painted 

Moving phase to phase

Slowly, fast, sometimes 

stagnant but certainly changes 

As time goes by

Together with cells of the body, mind and thoughts 

One did, made mistakes, learnt from it and continue living

Where to go? Who should be invited? Who deserve a share? What’s for?

What will make someone the happiest?

It's a continuous question 

That is why one couldn’t stop learning 

Evolve, adapt, enrich, strive

Changing day by day

Is it better? 

It's only when there is a silence

To reflect, to wait, to questions 

Life of one

For that one and only 

Self

Other self

Earth

Partner

Family

Friends

Community 

Universe




Monday, May 24, 2021

Rencana 5 Tahun

 Ada yang berbeda di pertemuan mingguan kami minggu ini di WISE. Untuk meningkatkan bonding kami diminta memilih satu pertanyaan dari kurang lebih puluhan pertanyaan dan kemudian secara bergiliran menjawab pertanyaan tersebut.  Dari percobaan pertama, saya pribadi merasa sesi ini membuat saya lebih rileks dan mengenal workmate dan sukarelawan atau teman-teman intern. 

Do you believe in having a five year plan? 

Saya menjawab apa adanya kalau di umur sekarang ini lebih ke let it flow. Tetap ada perencanaan tetapi tidak sefokus ketika di usian 20an. Mungkin  punya bisnis. Lalu ya, menikah. Jika Tuhan berkehendak yah, dekatkan dengan orang baik dan sevisi, nyambung dan sayang. Lalu saya harus memikirkan jika memang belum bertemu yang pas dan harus ada opsi sendiri. Memikirkan bagaimana jika memutuskan hidup sendiri dan harus siap dengan stigma dan streotipe yang mengikutnya. Kata salah satu relative, ya udah ada yang dekat, mau saja. Bukan begitu konsepnya. Ada banyak hal yang harus digali bersama dan capai kesepakatan. Yah iya sih, ribet cuma yah that is how we respect our self so that we can respect our potential partner. Jangan sampai galau-galau, mending dijauhkan sekalian. Mohon doanya pembaca yang budiman:) 

Menilik ke beberapa tahun ke belakang dan saat ini, saya merasa semua pencapaian sudah sesuai dengan rencana-rencana tahunan. Dapat beasiswa S2, lancar 2 tahun kuliahnya,  tinggal di luar negri beberapa bulan juga mendapat pekerjaan di lingkungan yang saya impikan. Life goes as planned. 

Kalau kata Yoke, teman kerja, if she dies tomorrow she has no regrets. Nah apakah saya sudah ditahap itu? Kira-kira 85 % kali ya. Belum bilang sayang, adek belum kelar kuliah, belum naik gunung Ebulobo, belum jalan-jalan ke Labuan Bajo. Well, thats just for fun. 

Jadi jawabannya yah I believe in having a five year plan in my twenties and now in my thirties quite flexible, not that tight. 

Bagaimana dengan kamu? 

Menikah

"Bemana, kapan nikah? " "Eh, tidak jelas", lalu overthinking Topik mengenai pernikahan nyatanya tahun menjadi salah satu...