Tentang Blog

Friday, January 15, 2021

Wisata Mangrove

 Apakah kegiatan yang kamu ingin bikin di sepanjang tahun ini? dan mungkin juga tahun-tahun sebelumnya? Semoga semuanya kesampaian yah walaupun di tengah pandemi. Misalnya kamu pengen bikin kelompok arisan, nongki-nongki online atau perkumpulan suka main band atau jalan-jalan. Apapun perkumpulannya, yang penting bisa bikin bahagia dan juga punya nilai positif.  Walaupun di masa pandemi ini yah. 

Nah, akhirnya di awal bulan ini, klub pencinta bahasa Inggris terbentuk. " Nagekeo English Club" Sebenarnya inisiatifnya sudah ada sejak berbulan-bulan lalu di 2019. Ada Novi, Haris dan juga saya. Kami selalu membutuhkan ruang untuk berbicara bahasa Inggris. Motivasinya macam-macam. Satu hal penting adalah agar selalu bisa lancar dalam pekerjaan. Saya harus selalu bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris karena tuntutan pekerjaan. Jadi saya pikir penting sekali untuk bisa  lancar cas cis cus. Selain itu karena organisasi kami baru merekrut karyawan baru di Nagekeo yang belum bisa bahasa Inggris, jadi ruang ini sangat tepat. 

Juga biar tidak mati ketrampilannya. Kemudian bulan lalu saya bertemu Eman, seorang tour guide di Nagekeo. Kami berdiskusi dan memang sama-sama punya keingingan untuk mengenalkan bahasa Inggris ke generasi muda dan mengasah kemampuan berbahasa. Juga mempersiapkan teman-teman muda usia sekolah yang tertarik bergerak di usaha pariwisata di Nagekeo di masa depan. 

Saya pikir English club ini adalah ruang yang baik untuk tetap belajar. Bukan cuma berbahasa Inggris namun hal-hal lainnya seperti mempromosikan wisata yang ada di Nagekeo juga meningkatkan ketrampilan berbahasa Inggris teman-teman muda. Misalnya teman yang duduk di bangku sekolah dan kuliah. 

Selama beberapa hari sounding di group-group yang kira-kira berminat, saya mendapat teman baru yang bergabung di group English Club. Ada yang tinggal di luar Nagekeo juga. Awalnya kita online namun kemudian bersambung dengan pertemuan perdana di Kawasan Mangrove Nagekeo. 
Kawasan Mangrove di pantai Marapokot, Nagekeo. (HTM Rp. 5000,00)



                                                                    
Dari kiri ke kanan ( Pak Deri, Teti,saya dan Novi) Lain kali kami semua harus bawa botol minum


Ke depannya semoga anggota klub ini dapat bertambah dan mendapat orang-orang yang konsisten mau belajar dan berbagi. Diskusi bisa tentang apa saja mulai dari hobi, budaya dan topik-topik sesuai masukan anggota. Semoga banyak yang lebih aktif dan tidak malu belajar hal-hal baru. 

Saat ini, admin klub masih mengidentifikasi kebutuhan teman-teman anggota sehingga diusahakan kebutuhan teman-teman dapat terpenuhi. Ada yang membutuhkan speaking, ada yang grammar dan TOEFL.  Juga metode belajarnya seperti apa. Tidak serius-serius amat sih  belajarnya tapi kita ingin agar bermanfaaat dan konsisten juga ada efeknya. Beberapa ada yang mau pertemuan secara online karena lokasi mereka di Jakarta dan Jogja. Saya kira kami akan bisa pertemuan online juga karena ada native speaker yang mau bergabung. Semoga kalau ada native speaker, kami semua bisa jadi lebih bersemangat.  

Segitu dulu yah postingannya. Sampai jumpa di Sabtu depan! Semoga di 2021 semakin rajin menulis. 
Stay safe teman-teman. Jangan lupa pesan ibu! Jaga jarak, pakai masker dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun.  Area Nagekeo yang mau bergabunng bisa japri dan komentar di blog ini. 


Tuesday, January 5, 2021

Virus ASF memasuki komplek

 Akhirnya virus ASF yang menyerang babi-babi peliharaan telah masuk ke kompleks rumah kami. Bapak masih tetap mengusahakan agar babinya bisa memiliki gairah hidup kembali. Namun wabah tidak bisa dilawan. Meski langkah antisipasi sudah dilakukan dengan pembersihan yang rutin juga pemberitan obat. 

Babi milik tetangga beberapa ratus meter pun sudah lebih dahulu kena. Bahkan sebelumnya di area lain seperti di Aeramo beratus-ratus mati. Saya lupa angka tepatnya. Menyedihkan. Sudah memberi makan tiap hari lalu pergi begitu saja. Modalnya lumayan baik uang untuk pembelian dedak dan kangkung juga tenaga. Kami termasuk beruntung karena sebelumnya babi  yang masih baik kami potong untuk perayaan Natal. 


Babi di daerah Nusa Tenggara Timur menjadi ternak andalan yang menjadi salah satu sumber pendapatan di samping bertani atau berkantor. Saya ingat pesan kakek saya sebelum meninggal. Saya masih duduk di bangku SMA waktu itu. 

“ kema kantor sama emba, tetap tau ne’e wesi wawi toni djawa “

“ Bekerja apapun biar di kantor, tetap harus ada sampingan kasih makan babi dan tanam jagung di pekarangan.” 

Mama saya pun bilang jangan kosong di rumah. Harus ada peliharaan. Itu semacam tabungan. Kalau butuh bisa untuk kebutuhan biaya sekolah atau urusan-urusan hukum adat. Sudah terbukti karena beberapa kali babi peliharaan mama saya pernah dijual untuk tambahan biaya registrasi semesteran kuliah atau biaya perjalanan untuk menghadiri wisuda saya dahulu dan baru-baru ini adik saya. 


Sudah dua babi mati di rumah. Saya mungkin kurang resah karena memang jarang kasih makan babi. Let it go karena memang wabah dan menimpa banyak keluarga di NTT. Namun saya tahu betapa penting untuk selalu punya peliharaan di rumah biar satu dua ekor. Semoga wabah virus ini cepat berhenti. 

Menikah

"Bemana, kapan nikah? " "Eh, tidak jelas", lalu overthinking Topik mengenai pernikahan nyatanya tahun menjadi salah satu...