Tanggal 10 July lalu, bapak ulang tahun. Tidak ada perayaan atau makan enak. Tadinya saya berdua Wig berencana ke kampung, berkunjung dan membawa kue ulang tahun. Namun Wig harus ke kampung lebih awal karena mama sakit di kampung.
Saya menelpon pagi-pagi dan memberi ucapan selamat. Bapak juga hampir lupa kalau ulang tahun. Semoga tahun depan kami merayakan dengan lebih baik. Kami memang tidak punya kebiasaan perayaan. Cuma menu makanan yang dikhususkan, ayam goreng atau bakar.
Bapak yah orangnya begitu. Ceria. Suka bikin ramai, guyon biar tidak terlalu serius. Selalu percayakan apapun pilihan hidup ke anak. Kadang ingin dengar larang ini, larang itu tapi tidak. Asas bebas bertanggung jawab tetap dikasih. Berbicaranya lembut sekali.
Pernah dimarahi? Pernah! Seram sekali orang yang jarang marah kalau sekalinya marah yah lebih menakutkan. Saya senang bapak meskipun besar dalam lingkungan patriarki tetap memberi kesempatan kepada anak perempuan. Pekerjaan apa pun baik di dapur merupakan kerjaan semua anak, baik laki maupun perempuan. Mungkin karena dari dulu jadi anak tinggal, jadinya kebiasaan kerja itu selalu ada. Printilan tetapi membantu sekali. Saya senang fisik bapak masih kuat. Saya pikir ini karena beliau tidak punya ketrampilan bermotor sehingga selalu kuat jalan kaki. Panjang umur Bapaku.
Hari ini Bapak memakamkan salah satu saudarinya, tanta Goo di kampung Daja. Bersyukur, bapak masih diberi kesehatan dan rejeki sehingga bisa menutup peti mati kakaknya. Selamat jalan tanta ine Go'o, anak-anak sudah berkoloni dan membentuk keluarga besar.
Banyak kematian akhir-akhir ini. Berduka cita mendalam untuk kepergian ibu dari adik Novi Azizah dan juga anak Marlin. Turut berduka sedalam-dalamnya untuk keluarga ka Pius Meo di kampung Tonggo.
No comments:
Post a Comment