Ada beberapa perempuan yang menginspirasi tapi sayang saya kenal setelah mereka pergi. Mereka meninggalkan karya-karya yang selalu dikenang. Misalnya ibu Toety Heraty dan Nawal El Saadawi (Penulis Perempuan di Titik Nol) .
Tokoh-tokoh yang pernah menjalin kerja sama atau berinteraksi secara langsung menulis tentang mereka. Saya membaca tulisan di Jurnal Perempuan oleh ibu Gadis Arivia tentang Profesor Toety Heraty. Saya tidak kenal keduanya. Namun saya mengikuti beberapa akun perempuan dan media yang memuat apresiasi penulisan terhadap Profesor Toety Heraty.
Saya mengenal sosok perempuan yang tetap berkarya dan mencari ilmu hingga peran perempuan tidak saja domestik namun berkembang sesuai minat, meluas dan keluar dari hal-hal pada umumnya. Dari tulisan di jurnal perempuan, magdalene dan juga Kompas hari ini. Ada energi yang ditularkan kepada saya, perempuan muda, perempuan yang sedang resah. Toeti, keluar dari realita sosial yang memberi batasan pada peran gender atau profesi atau batasan-batasan keilmuan.
Membaca biografinya serasa ada aliran energi baru yang disuntikan kepada saya. Saya sering bertanya soal pilihan-pilihan hidup yang saya ambil. Juga rencana-rencana berikut yang ingin saya capai. Tulisan mengenai kisah hidup beliau menjadi seperti lampu kerlap kerlip di tengah keremangan.
No comments:
Post a Comment