I am trying to sleep, close my eyes
Tuesday, December 14, 2021
Little Thinking
Sunday, December 12, 2021
Kenangan Favorit: Waktu & Manfaat Membaca
Saya belum tidur. Sudah pukul 10.23 WITA. Masih ingat dengan janji saya ke diri sendiri, untuk menulis, belajar konsisten,belajar terus.
Saturday, December 11, 2021
121221-Menulis di Akhir Tahun
Friday, November 19, 2021
Membaca dan menulis kembali
Sudah lama saya tidak membaca. Beberapa buku yang ada dari tahun lalu bahkan baru bisa diselesaikan. Terakhir saya barusan bisa menyelesaikan "Burung-Burung Manyar" karya Y.B Mangunwijaya.
Sedikit kisah untuk buku ini saya beli di Bandung di pasar buku Palasari. Saya ingat betul, saya pergi bersama Surya karena waktu itu kita sudah akan berpisah dengan Bandung. Jadi banyak-banyak beli buku, tapi yah gitu bisa dimarahin penerbit. Tetap beli buku asli ya teman-teman. Mungkin untuk beberapa buku yang memang sudah tidak keluar lagi atau susah dicari.
Kisah menarik tentang Teto, seorang tentara KNIL dengan Larasati, seorang doktor. Saya suka pilihan kata yang digunakan dalam kalimat-kalimat pendek percakapan. Santai tapi sarat makna. Ada yang harus dimaknai sedemikian rupa. Demikian kira-kira terakhir saya membaca. Sekarang sudah lupa detailnya.
Semenjak balik ke rumah juga akses saya untuk membeli buku semakin sempit. Masih kepengen beli Laut Bercerita karya Leila Chudori tapi sayang belum sempat. Mungkin dititipkan ke teman yang datang ke sini. Lalu ah saya ingat saya punya kindle. Tidak menjadi alasan saya untuk tidak membaca lagi. Barusan saya mengunduh buku gratis di Amazon. Lumayan campuran jenis buku-bukunya, yang sama hanya harganya 0 dollar. Kata kunci yang saya gunakan adalah "free kindle ebook"
Saturday, September 25, 2021
Floratama Academy
Ketertarikan terhadap dunia pariwisata dan karena saya juga orangnya suka jalan ke tempat-tempat baru, maka jadilah akun instragram @storiesofnagekeo. Ingin memperkenalkan pariwisata Nagekeo. Bertemu dengan banyak teman-teman yang bergiat di pariwisata, saya pikir boleh ni kita jadi penyambung lidah dalam bentuk sosial media. Semakin lama semakin berkembang dengan banyak pengikut. Yah belum seberapa, cuma memang untuk saat ini lebih banyak tujuannya untuk pengarsipan, jadi pengikut bukan target jadi belum minat bikin iklan berbayar. Mungkin beberapa tahun lagi sejalan akses infrastruktur yang semakin baik ke Nagekeo, tujuan akun sudah beda lagi.
Salah satu institusi pariwisata @boplbf menyelenggarakan kegiatan inkubasi bisnis. Voila, jadilah kita mendaftar, boleh ni belajar lagi. Meskipun jasa yang kita maksudkan belum ada material profitnya yah. Pandemi pula. Target sih beberapa tahun ke depan jika sudah normal, @storiesofnagekeo bisa jualan open trip dan kerja sama dengan umkm dan pokdarwis desa-desa di Nagekeo.
Saya sih asli tidak bisa sendiri dan lolos ya. Submitnya bersama teman-teman saya yang profesional dan gerak cepat selalu. Perkenalkan HG dan LP, salah dua support system yah. Sama-sama tertarik di pariwisata. Jadi langsung connect dan saling paham. HG, editor lalu LP, mahasiswa yang paham bahasa-bahasa komunikasi presentasi sekarang-sekarang ini. Cari grafis- grafis dan menerjemahkan bahasa panjang draft awal. Glad to have them in my life!
Dari 220 pelamar akhirnya kita lolos ke 120 terpilih untuk mendapatkan workshop mengenai BMC dari para praktisi. Luar biasa antusiasme para peserta dalam workshop. Sangat aktif sekali ya terutama yang memang usahanya sudah berjalan dan berbentuk produk. Bahkan waktu untuk diskusi dan pertanyaan kurang. Tugasnya juga lumayan lah ya:)
Di BMC kita buat semenarik mungkin. Tadinya draft awal tuh yang blanko lah ya, standar tua, lalu kemudian dipertajam sama HG, dipercantik juga sama HG & LP. Yeay kemudian finally kita ke 30 besar. Yes!
Apakah kita akan lolos tahap selanjutnya dan boleh ikut workshop offline di Labuan Bajo? I am not really sure we can pass, but we'll try and do our best!
Friday, September 10, 2021
Perubahan di Hidup Adik
Wednesday, September 8, 2021
Good Memories
You miss that "how are you?"/"how was your day"
Now you know that not everyone will ask those questions. When there is no more then you think, it was special, knowing there was someone really want to know every detail of yours.
It is gone know for months. The nice part will show up like it was yesterday. One thing to be sure, nothing is permanent. People change. There is no new notification anymore.
He made jokes so you can giggle and he said he was happy just to hear your laugh. That was sweet and nice. Yes, I should laugh more for myself. Thank you for being part of my life, for the calls and messages, for the encouragement and tolerance of me being silly and absurd.
Go love yourself. Be brave, be proud that you are this far. It was good memories.
Life will move on but at least these memories are forever. I wish you well.
Sunday, August 22, 2021
Yeay,32!
32.
Yeay. Usia yang tidak muda. Sudah dewasa dan harapannya bisa lebih bijak. Tidak ada perayaan berarti. Ucapan selamat dari teman dekat dan teman lama yang senantiasa mengingat sudah cukup. Teman saya sempat bertanya, apa rencana ulang tahunmu. Tidak ada rencana apa-apa. Mungkin tahun-tahun depan ada perayaan. Merayakan sendiri dengan menulis adalah wajib karena tidak setiap hari tanggal 23 Agustus. Kalau dulu, saya dan teman sekolah makan bakso sepulang sekolah sambal menukar kado. Sekarang-sekarang ini, biasa saja sih. Di keluarga juga tidak ada perayaan tapi saling memberi selamat dan kecup di pagi hari. Adik saya mengirim pesan dan teman saya juga.
Tahun ini banyak-banyak bersyukur atas kesehatan, rejeki dan lingkungan pekerjaan yang sehat.
Menikmati setiap event dalam kehidupan dengan lebih menerapkan prinsip stoic. Fokus kerjaan, bayar tagihan bulanan yang semakin menumpuk dan jangan lupa selalu bahagia. Menjadi bahagia ini adalah perspektif sebenarnya. Tiap hari kita bisa berbahagia dengan apa pun yang kita punya. Kuncinya jangan terlalu fokus pada hal-hal yang belum kita punya. Misalkan dalam kasus saya. Di usia 30an, teman saya sudah banyak yang punya anak. Namun saya masih single. Untunglah saya tidak ambil pusing.
Sejak dahulu, saya sadar timeline tiap orang berbeda. Namun kadang rasa sepi atau capek datang tiba-tiba. Pengen ada temancurhat atau teman main la ya. Eits, nah karena sikon ini biasanya di luar kondisi kita, kalau kepikiran yang ada merasa hidup kurang terus. Kalau prinsip stoic bilang harus bisa kontrol apa yang kita bisa kontrol. Nah, pikiran. Alihkan ke pekerjaan, hobi dan hal-hal positif lainnya, atau tidur. Nah saya mencoba sibuk lagi dengan menulis di blog dengan menetapkan target bulanan. Meski untuk dibaca sendiri. Kemudian target bacaan juga bertambah. Pakai Gramedia Digital semakin lancar bacanya. Takut berlebihan saja menunduk. Mungkin harus dikasih jeda tiap beberapa menit. Lalu saya juga belajar Bahasa Spanyol for no reason. Ke Spanyol kayaknya tidak mungkin. I wish. Just for the sake of speaking a new language. It is fun using dualingo apps.
Semoga semakin baik. Semakin bahagia dan dimudahkan selalu urusan-urusannya.
Saturday, August 14, 2021
Gramedia Digital & Review Teman tapi Menikah
Saya baru saja mencoba mendaftar di Gramedia Digital minggu lalu. Saya memikirkan bahwa daftar bacaan saya sudah sangat kurang, terutama untuk buku-buku fiksi dan mempertimbangkan ongkir yang mahal juga budget bulanan yang kian ketat. Akhirnya, saya tertarik mengecek Gramedia digital. Setelah browsing ke beberapa blogger yang menggunakan aplikasi Gramedia, ternyata worth it la untuk dicoba. Asalkan buku yang ingin saya baca punya terbitan Gramedia, maka pastilah akan dapat saya baca. Jika penerbit lain, maka saya harus tetap membeli. Hal tersebut tidak begitu menjadi masalah bagi saya, sehingga saya akhirnya niat untuk berlangganan sebulan ini. Jika kemampuan baca saya juga lumayan maka akan saya teruskan berlangganan.
Kali pertama saya pesan ada diskon, sehingga saya hanya perlu membayar 31.500,00 untuk buku-buku fiksi. Namun sayang, saya salah membayar jumlah tagihan karena saya hanya mengirimkan 31.000. Juga saya mencoba membayar dari BRI, padahal hanya dapat membayar melalui Mandiri atau BNI. Jangan ditiru ya. Alhasil saya kelabakan. Namun Gramedia Digital Instagram menjawab pertanyaan saya dengan cepat. Saya kemudian Kembali mencoba membeli dengan menggunakan akun Mandiri mobile milik teman saya. Yeay, finally!
Ketika selesai pembayaran, otomatis ada keterangan bahwa saya telah berlangganan. Kemudian saya hanya perlu mencari judul buku yang saya inginkan. Pertama kali saya cari adalah buku laut bercerita. Kemudian saya unduh buku ringan Teman tapi Menikah.
TTM ini bacaan lumayan ringan tentang kisah pacaran artis Ayudia BS dengan suaminya. Bagaimana mereka berteman dan kemudian berpacaran. Sangat ringan dan cukup membuat saya jalan-jalan ke masa lampau ke SMA. Ada yang relatable sedikit-sedikit mengenai kisah SMA. Jelas sangat tidak mirip juga sih. Bahasanya yang ringan juga banyak dialog membuat bacaaan ini bisa dibaca sekali duduk. Soalnya penasaran kalau tidak diselesaikan meski akhirnya sudah ketahuan seperti apa. Saya jadi berpikir enak juga ya menikah dengan teman. Tidak ribet mengulang-ulang pedekate dan memikirkan topi apa yang akan dibicarakan. Sudah sama-sama tahu orangnya bagaimana, sukanya apa, kalau marah bagaimana Mengalir begitu saja sudah. Tidak perlu riweh memikirkan percakapan-percakapan awal. Cuma memang wajib berteman sampai selesai SMA juga. Berjauhan tapi tetap berkabar dan ketemuan jadi tidak menjadi asing.
Adakah rekomendasi buku fiksi dari teman-teman?
Friday, August 13, 2021
Selamat Ulang Tahun Adik!
Wednesday, August 11, 2021
Laut Bercerita
Saya baru selesai membaca Laut Bercerita. Sudah cukup lama saya menginginkan untuk punya bukunya. Namun sayang keterbatasan akses dan memikirkan biaya kirim yang mahal dan kebutuhan yang banyak, keinginan untuk membeli online pun diurungkan. Syukurlah, saya akhirnya memutuskan berlangganan Gramedia digital. Voila, saya dapat langsung membaca laut bercerita.
Buku ini berlatar belakang sejarah orde baru. Bagaimana orang-orang kritis waktu itu dibungkam, pergerakan diawasi dengan ketat dan banyak orang hilang begitu saja. Bagaimana sekelompok mahasiswa aktivivis menjadi buronan karena dicari sebagai biang rusuh. Dicari siapa diatasnya, siapa petinggi. Entah tidak mau tahu bahwa tidak butuh siapa-siapa untuk bergerak dan berjuang melawan ketidakadilan. Hanya butuh empati dan simpati dengan orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan. Tidak disuruh siapa-siapa tapi karena tahu dan sadar bahwa selama berpuluh tahun pemerintahan dijalankan orang yang sama.
Kisah sekelompok orang muda ini dibuat begitu detail. Kita pembaca diajak berjalan bersama di ruang-ruang waktu Laut, tokoh utama. Bagaimana Laut menceritakan orang-orang terdekatnya seperti orang tua, saudarinya, Asmara dan kekasihnya, Anjani. Juga karakter teman-teman perkumpulannya. Rasanya saya dapat membayangkan sekre-sekre kemahasiswaan di kampus-kampus. Secara personal, saya tidak aktif di sekre mana pun di kampus tetapi saya dapat membayangkan gambaran ruang wisma SY di Depok (saya Latihan padus Ave di sana) atau sekre Komjak di Kanisius ketika kami melakukan diskusi-diskusi. Terasa ramainya dengan manusia berbagai karakter dan latar belakang. Ini membuat kita sebagai pembaca dapat menjadi dekat karena berhubungan dengan pengalaman pribadi. Namun ketika Laut mulai menggambarkan detail ruang dan perasaan yang dirasakan ketika matanya ditutup paksa, saya bergidik. Untuk merasakan keleluasaan berekspresi seperti sekarang ini (?aww, we have UU ITE), ada sekumpulan orang yang ditangkap, dihilangkan, dibawa pergi dari keluarga dan orang-orang terkasih. Kekosongan hidup setelah kehilangan atau penolakan akan kenyataan membayangi seumur hidup. Siapakah yang bertanggung jawab?
Secara umum saya menikmati cerita ibu Leila Chudori ini. Membekas. Beberapa hari saya membaca dan merasa pening karena air mata berlinangan begitu saja. Kepala jadi pusing karena menangis dalam diam. Mengetahui bahwa ada orang-orang yang hidupnya ditarik pergi begitu saja. Mengetahui bahwa keluarga terus mengingat mereka dalam ketidakjelasan. Dengan mengenang mereka dan menuliskan sedikit review, saya kira, salah satu cara untuk menghargai kisah dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
Pada malam yang gelap, dengan semilir angin sepoi
Salam baik, meski tidak ada nisan untuk sekedar menaruh karangan bunga
Atau menunduk berdoa bahwa jasad dibawa pulang dan menyatu
Mungkin selaras alam, berganti musim, lautan, tanah hanyalah ruang-ruang
Kekal tidak bersekat
Untuk mereka yang dihilangkan
x
Friday, July 9, 2021
Selamat Ulang Tahun Bapak!
Tanggal 10 July lalu, bapak ulang tahun. Tidak ada perayaan atau makan enak. Tadinya saya berdua Wig berencana ke kampung, berkunjung dan membawa kue ulang tahun. Namun Wig harus ke kampung lebih awal karena mama sakit di kampung.
Saya menelpon pagi-pagi dan memberi ucapan selamat. Bapak juga hampir lupa kalau ulang tahun. Semoga tahun depan kami merayakan dengan lebih baik. Kami memang tidak punya kebiasaan perayaan. Cuma menu makanan yang dikhususkan, ayam goreng atau bakar.
Bapak yah orangnya begitu. Ceria. Suka bikin ramai, guyon biar tidak terlalu serius. Selalu percayakan apapun pilihan hidup ke anak. Kadang ingin dengar larang ini, larang itu tapi tidak. Asas bebas bertanggung jawab tetap dikasih. Berbicaranya lembut sekali.
Pernah dimarahi? Pernah! Seram sekali orang yang jarang marah kalau sekalinya marah yah lebih menakutkan. Saya senang bapak meskipun besar dalam lingkungan patriarki tetap memberi kesempatan kepada anak perempuan. Pekerjaan apa pun baik di dapur merupakan kerjaan semua anak, baik laki maupun perempuan. Mungkin karena dari dulu jadi anak tinggal, jadinya kebiasaan kerja itu selalu ada. Printilan tetapi membantu sekali. Saya senang fisik bapak masih kuat. Saya pikir ini karena beliau tidak punya ketrampilan bermotor sehingga selalu kuat jalan kaki. Panjang umur Bapaku.
Hari ini Bapak memakamkan salah satu saudarinya, tanta Goo di kampung Daja. Bersyukur, bapak masih diberi kesehatan dan rejeki sehingga bisa menutup peti mati kakaknya. Selamat jalan tanta ine Go'o, anak-anak sudah berkoloni dan membentuk keluarga besar.
Banyak kematian akhir-akhir ini. Berduka cita mendalam untuk kepergian ibu dari adik Novi Azizah dan juga anak Marlin. Turut berduka sedalam-dalamnya untuk keluarga ka Pius Meo di kampung Tonggo.
Wednesday, July 7, 2021
Writing Prompt: What you remember the most from your childhood?
Answering question I guess is one way to keep me doing the productive writing. I felt stuck on what have to write so I checked on this list of questions.
Sunday, July 4, 2021
Sad Feeling
It is easy to feel sad recently and the fact that I know why I become sad. It is unusual feeling. New kind. I have never feel this kind of sad before. The feeling of disappointed has brought mixed feeling. I wonder whether the reason was accidentally. I hope so. I feel bad for people if they intentionally to do so, so that they can sense and feel more about themselves.
Adulting and growing includes bitterness and upset feeling. You always have the option to gracefully accept and move on the next chapter. Now you know!
Friday, July 2, 2021
Kelas Mingguan Ditiadakan
Biasanya setiap Sabtu, adik saya, Wig akan mengantar saya ke Lego. Di sana sudah menunggu teman-teman muda untuk belajar bersama. Tidak terlalu serius, selalu kami usahakan ada game dan warm up yang menyenangkan. Sayang kali ini, kasus covid19 kembali meningkat. Kami harus mengikuti aturan dan ikut mencegah penularan dengan meniadakan kelas. Berarti ada rindu untuk pertemuan, pertanyaan, kelucuan, keisengan, kenakalan dan ada banyak tingkah laku teman-teman muda yang lucu-lucu.
Kami dan sukarelawan bekerja sama menyusun kurikulum. Teman-teman sukarelawan tidak terbatas hanya di Nagekeo saja tetapi ada beberapa di tempat dan negara lain. Bersyukur ada mereka. Jadi bisa dibantu juga untuk evaluasi dan apa pun yang kami butuhkan untuk kelancaran kegiatan. Selanjutnya semoga semakin banyak kelas yang kami buka terutama di Danga.
Jadi postingan ini sebenarnya merindu. Tidak seperti Sabtu biasanya. Sedih juga sih. Menyenangkan sekali belajar itu.
Wednesday, June 16, 2021
Dukung Guru Mendapatkan Rasa Aman
Kabar buruk datang dari dunia pendidikan di Nagekeo pekan lalu. Seorang ibu kepala sekolah ditikam oleh orang tua murid. Kejadian naas tersebut terjadi di SDI Ndora, Kabupaten Nagekeo. Seorang orang tua murid di Desa Ulupulu 1 marah karena anaknya diminta pulang, tidak mengikuti ujian.Guru pergi meninggalkan catatan kelam, trauma dan pekerjaan rumah bagi dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat. Tindakan orang tua ini merupakan tindakan kriminal yang harus ditindak tegas. Ada kelalaian sebagai orang tua dalam memenuhi kewajiban utama dalam mendukung pendidikan anak. Ada kejahatan moral besar dalam hidup bermasyarakat.
Orang tua yang lalai dalam membayar uang komite, menjadikan guru tumbal dalam pelampiasan kekesalan. Tentu saja guru sudah berulang kali mengingatkan wali murid untuk membayar tepat waktu. Meskipun idealnya tidak perlu diingatkan, kewajiban, WAJIB. Namun jika orang tua tidak menjadikan pendidikan sebagai prioritas dan tanggung jawab maka terjadilah penumpukan tunggakan keuangan dari waktu ke waktu.
"Jang tau hanya kasih lahir saja. Lahir satu pun, ko su pikir dia pu dana dari bayi sampai kuliah."
Jika ditelaah, kejadian ini berawal dari ketidakberesan dalam keluarga. Membangun keluarga adalah pekerjaan terus menerus, dari hari ke hari. Pandangan yang tepat mengenai berkeluarga, membina keluarga, melahirkan dan membesarkan anak. Prinsip hidup tanggung jawab ke anak harus benar menjadi dasar prinsip punya anak. Tidak asal lahir terus lepas. Guru pulangkan anak, lalu marah-marah sampai melakukan tindak kriminal. Satu catatan mengenai guru memulangkan anak pun harus dibahas sendiri, ditelaah lagi apakah sudah tepat. Bukan untuk merasionalkan tindakan kriminal, namun lebih kepada mempertimbangkan dampak psikologi untuk anak. Kebijakan yang sudah tepatkah? Apa tujuan dari tindakan tersebut untuk anak? Anak menjadi fokus dalam setiap pengambilan keputusan.
Tatanan masyarakat saat ini harusnya lebih siap siaga. Masyarakat selain berlomba dengan perkembangan teknologi yang memengaruhi anak, namun juga memastikan relasi yang harmonis antara guru dan orang tua murid. Ini terkait moral, terkait individu terlepas dari latar belakang pendidikan, gelat, profesi dan pangkat. Saling menghargai dan menghormati. Moral mengatur interaksi manusia dengan manusia lainnya yang sesuai norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ketiadaan moral dalam sekejab merusak tatanan bermasyarakat. Solusi? Seruan terus menerus dari pemimpin masyarakat, pihak-pihak berwajib, pemimpin rohani, tokoh masyarakat dan adat juga perilaku pembelajar individu. Manusia yang selalu belajar, berefleksi dan punya prinsip belajar seumur hidup. Ini perlu skill khusus karena hanya diharapkan dari kesadaran individu. Bukan paksaan. Di mana ketrampilan ini dilatih? di sekolah, di dunia pendidikan yang berfokus pada perubahan pola pikir. Ini mungkin dibahas lain kali karena cakupannya luas sekali dan kompleks.
Pekerjaan rumah pemerintah dan masyarakat serta lembaga terkait adalah upaya perlindungan terhadap guru. Sudah gaji kecil dan tanggung jawab besar masih harus kena teror. Ruang aman bagi guru menciptakan guru yang fokus pada tujuan pengajaran, memastikan anak punya kemampuan" learning". Psikologis guru dan anak terganggu dengan kejadian-kejadian kriminal atau pertengkaran kecil di lingkungan sekolah. Trauma. Program pendampingan terhadap guru secara psikologis perlu dilakukan. Di tengah penyesuaian-penyesuaian cara belajar baru, tuntutan kurikulum yang berat harus ditambah rasa tidak aman mengajar.
Saya turut berduka atas meninggalnya ibu Delfina Azi, Kepala Sekolah SDI Ndora, catatan kelam untuk pendidikan Nagekeo. Rest in Peace, teacher!
Danga, 17 Juni 2021
Rosa Dee Panda
Hirst, P. H. (1971). What is Teaching? Journal of Curriculum Studies, 3(1), 5–18. doi:10.1080/0022027710030102
https://www.ahaparenting.com/parenting-tools/emotional-intelligence/happiness
https://blog.udemy.com/how-to-teach-kids/
https://www.britannica.com/science/pedagogy/General-objectives-of-teaching
Tuesday, June 15, 2021
Flowers
Flowers bloom everywhere
even in the most dryness
if only that you see as it is
But it is what it is
Pain, just survive and thrive to give birth
new leaf comes, old bloom leaves
What's the point of being?
It is the tear we shed
during hard days
or laugh at small things
in the words of little children,
in their giggles of funny jokes
in your stare
in your act
in your laugh
I find myself blooming
Guru said, life is a mix
Sometimes left you with pain
You should laugh at your vulnerability
Early in the morning
Sound of birds & chickens,
Clock tickling, farmers out of the house
Bed is still warm, don't leave
Can we be cats, till the sun hits, till we're hungry
and life continues
with the glasses of coffee & tea, bills paid
page of writings, emails replied
failed applications, numerous opportunities
list of good books, adventurous trips and
stories in between
chatty
silly
fun
sad
Like a field
Throwing ball at each other
Not trying to catch and save
give and everything
then it will come to and end
Flowers
Be watered enough
Will be your beautiful forever
Sunday, June 13, 2021
Berbagi Cerita
Organisasi tempat saya menjadi sukarelawan (Yayasan Sao Mere- Solidaritas Anak, Orang Muda dan Perempuan) sedang melakukan program magang. Kami dari WISE pun berinisiatif untuk punya pertemuan rutin bersama teman-teman magang. Peserta magang kali ini berasal dari mahasiswa Politani dan teman-teman muda yang tergabung dalam program" Bridge Academy".
Agenda utama kegiatan adalah sesi sharing difasilitasi oleh kami dengan narasumber praktisi irigasi tetes, pak Kasianus Sebho. Kami mengundang teman, Hiro, pemilik Nea Coffee untuk bercerita mengenai usaha cafe miliknya. Harapannya teman-teman muda bisa ikut sharing dan berbagi pengalaman usaha masing-masing.
Kamis malam kami semua berkumpul di Sao Agro (pondok kebun milik Bupati Nagekeo yang dikelola oleh yayasan). Sesi berbagi cerita dibuka oleh ka Yuven dan pak Kasih lalu kami dari WISE diminta memperkenalkan diri. Saya kira kami hanya memperkenalkan diri secara umum mengenai organisasi dan kerja kami namun juga secara personal. Harapannya dapat memberi motivasi pada teman-teman mahasiswa.
Saya pribadi bersyukur untuk ada di kesempatan tersebut karena beberapa peserta aktif menceritakan pengalaman hidup terutama dalam membuka dan menjalankan usaha. Ada pemuda dari Waikokak yang bercerita setelah kuliah di Malang, dia mencari pengalaman bekerja di beberapa tempat, serabutan, di Surabaya, Jakarta lalu kemudian dia memutuskan pulang. Satu hal yang menjadi pegangan hidupnya, yang saya suka untuk ingat kira-kira begini, "kita dari SD sampai kuliah diatur-atur hidup. Nah saya memilih untuk wiraswasta biar tidak diatur-atur lagi" Lalu ada teman yang share soal jatuh bangun buka usaha dari awal, beternak, berdagang kemudian memutuskan untuk mencoba menjadi petani. Namun tetap berusaha maju dan mencoba terus sampai merasa cukup puas.
Tantangan yang dihadapi pun banyak. Mulai dari respon keluarga dekat yang kurang setuju karena keluar dari zona nyaman. Juga lingkungan yang mempertanyakan kenapa bekerja kebun padahal sudah kuliah-kuliah jauh-jauh. Lalu bagaimana bertahan dan juga mencari lingkungan yang support ide dan usaha-usaha baru tanpa judge namun mendengar dan mencari solusi bersama-sama.
Hiro dari Nea Coffee juga bercerita bagaimana awal Nea berdiri dan mendapatkan modal serta mendapat inspirasi baik dari membaca maupun duduk berdiskusi. Lalu berbagi juga tentang bagaimana mendapatkan modal usaha. Baik presentasi dari keluarga maupun menyisihkan pendapatan bulanan untuk buka usaha.
Terakhir, pak Kasih menyampaikan ke teman-teman magang bahwa pendapatan dapat diatur sedemikian rupa per bulan. Mungkin selama ini ada banyak pandangan negatif dan kesulitan yang dihadapi ketika menjadi petani tradisional. Satu dua bulan pertama memang tahun-tahun berat karena mengatur bedeng dan pembibitan. Namun kemudian akan menghasilkan, dengan semangat disiplin bangun pagi-pagi langsung ke kantor aka kebun.
Secara personal, sesi ini juga memberi insight pada saya pribadi untuk lebih semangat berbagi motivasi dan mungkin kisah hidup saya juga dapat memberi inspirasi kepada kaum muda.
Saturday, June 12, 2021
Mendefiniskan Diri
Ada beberapa perempuan yang menginspirasi tapi sayang saya kenal setelah mereka pergi. Mereka meninggalkan karya-karya yang selalu dikenang. Misalnya ibu Toety Heraty dan Nawal El Saadawi (Penulis Perempuan di Titik Nol) .
Tokoh-tokoh yang pernah menjalin kerja sama atau berinteraksi secara langsung menulis tentang mereka. Saya membaca tulisan di Jurnal Perempuan oleh ibu Gadis Arivia tentang Profesor Toety Heraty. Saya tidak kenal keduanya. Namun saya mengikuti beberapa akun perempuan dan media yang memuat apresiasi penulisan terhadap Profesor Toety Heraty.
Saya mengenal sosok perempuan yang tetap berkarya dan mencari ilmu hingga peran perempuan tidak saja domestik namun berkembang sesuai minat, meluas dan keluar dari hal-hal pada umumnya. Dari tulisan di jurnal perempuan, magdalene dan juga Kompas hari ini. Ada energi yang ditularkan kepada saya, perempuan muda, perempuan yang sedang resah. Toeti, keluar dari realita sosial yang memberi batasan pada peran gender atau profesi atau batasan-batasan keilmuan.
Membaca biografinya serasa ada aliran energi baru yang disuntikan kepada saya. Saya sering bertanya soal pilihan-pilihan hidup yang saya ambil. Juga rencana-rencana berikut yang ingin saya capai. Tulisan mengenai kisah hidup beliau menjadi seperti lampu kerlap kerlip di tengah keremangan.
Thursday, June 3, 2021
Menuju 32
Terbangun pagi-pagi buta gegara mimpi buruk. Mimpi yang bikin down dan bertemu realitas, mengaburkan mimpi-mimpi di dunia nyata. Iklas. Apalah arti mimpi. Berserah.
Pertanyaan di minions WISE minggu ini adalah kalau dikasih kesempatan mau ke mana? (Free trip, all covered)
Ada yang jawab mau ke Iran karena banyak kota -kota tua, juga Amerika Selatan. Alasannya pada smart-smart gitu. Jawaban saya agak-agak konyol, mau sekali ke Jepang untuk kencan ala-ala komik serial cantik.
Lalu ke Inggris karena pengen ke peron 93/4 Hogwarts Express. Kalau trip-trip begini mimpi sih iya. Semakin jauh tinggal dari Jakarta, semakin tipis kesempatan untuk pergi-pergi. Mahal. Lalu umur semakin tua. Sedikit lagi 35.
Omong-omong umur, saya ternyata 32, dua bulan lagi. Terima kasih Tuhan. Dalam rangka perayaan personal, menuju 32 dua bulan ini semoga menulis lebih rutin. Hadiah ke diri sendiri. Bangga sih sudah 32, kuat dan makin kuat lagi. Komitmen self improvement nya harus makin tinggi terutama banyak-banyak olahraga. Yeay yoga sudah lebih dari dua puluh hari. Sedikit lagi naik level. Lalu kembali mengajak Wig untuk olahraga. Minggu lalu dia yang semangat ajak lari. Nah minggu ini keknya saya harus semangat. Lari-lari kecil beberapa putaran. Belum bisa macam Kath tentu saja
Kelompok Bermain dan Belajar Anak
Saya selalu tertarik dengan kelompok belajar. Makin ke sini saya semakin belajar tentang diri sendiri, ternyata saya baru menyadari bahwa salah satu hobby saya adalah belajar. Mengakui punya hobby belajar pun saya agak kurang percaya diri. Takut dibilang sok-sok belajar, nerd atau "ih, lu belajar mulu". Namun karena sudah sampai tahap penerimaan diri, ya sudahlah, yang penting enjoy. Jadi intinya saya suka berada di kelompok-kelompok pembelajar. Fokus bertumbuh, mengenali kegagalan dan mencari cara untuk lebih baik. Oh ya, belajar bukan selalu di lingkungan sekolah, namun sehari-hari dan masing-masing orang saya kira selalu belajar tiap hari, profesi apa pun. Cuma kadang tidak menyadari. Jadi mari kita normalisasi hobby belajar, belajar apa pun itu.
Kelompok belajar biasanya berhubungan dengan anak-anak. Di usia tersebut, mereka menyerap ilmu melalui proses belajar formal maupun informal. Belajar terstruktur di kelas atau pun bermain bersama teman-teman sebaya.
Play has the potential to contribute to social and emotional health in early childhood, which supports the idea that the power of play to make us resilient, flexible, and strong—emotionally, socially, physically, intellectually, and perhaps spiritually—may lie in its propensity to invert and subvert the order of things.(Source: (Esquivel et all., 2021)
Saya pun mengenang kembali kalau dulu ketika kuliah ((2009-2011) saya suka menemani teman-teman muda membaca dan bermain di Sanggar Rebung Cendani, Depok, yang dikelola oleh mas Budi. Saya dan Danil akan pergi tiap Sabtu, kadang menginap. Waktu itu yah, sekadar datang ke sanggar saja sudah bikin teman-teman muda senang. Kadang ada warm up, kadang yah gitu, duduk-duduk bercerita saja sambil mereka membaca buku. Saya kemudian berpikir, bisa nih kalau saya settle balik kampung, saya ingin bikin beginian juga. Voilaa, sekarang syukurlah ada komunitas yang membutuhkan. Lalu kita jalan tiap minggu di Nagekeo.
Sunday, May 30, 2021
Negara Antah Berantah
Akhir-akhir ini kelihatan sekali upaya pelemahan lembaga-lembaga yang melakukan pengawasan terhadap kerja-kerja pemerintahan Antah Berantah(Tentu saja tidak bisa dinamaipemerintahan Cornelius Fudge yang professional). Sudah tidak malu-malu mengganjal pakai rangkaian pertanyaan level personal yang sepertinya tidak biasa dimasukan di tes OWL. Kemungkinan sih ada pimpinan macam Dolores Umbridge:(
Pertanyaan-pertanyaan tes juga privat dan tidak berkaitan dengan kerja-kerja auror. Lebih privat mengenai hal-hal yang mudah dijadikan bahan alih isu di masyarakat yang masih suka urus agama, selangkangan dan babi ngepet. Kemudian kalau diperkuat oleh jurnalis macam Rita Skeeter, buzzer dementor yang dingin dan tidak ada otak, nanti yang diserang personal yang sama sekali tidak ada kaitannya.
Banyak orang sekolah tapi mudah dicuci otaknya. Padahal sudah lulus mengerjakan skripsi capek-capek 1 semester atau bahkan lebih. Fungsi melakukan skripsi di kehidupan nyata harusnya sangat terasa sekali. Jika punya permasalahan, masalanya digali apakah benar-benar masalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan, lalu kemudian melakukan banyak pengecekan data dengan banyak-banyak membaca permasalahan serupa yang sudah-sudah, Data sumbernya harus jelas dan valid juga relevan. Nah tapi kemudian, jika pendidikan hanya dilakukan demi formalitas dan tidak dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari, yah begitu, banyak asumsi, unfair judgement juga kasus suap dan brainwashing. Apa kata atasan yang paling benar. Jika kritis di dalam sistem pun kamu akan dibuang. Rasionalitas dan integritas pun sudah dilupakan. Yah hati nurani lah yan dipakai. Mungkin juga kepentingan untuk terus bertahan hidup membuat semua kebijaksanaan dibutakan oleh uang dan kepentingan bertahan hidup.
Perkembangan sosial media sekarang sudah sangat baik, meski di beberapa tempat peliputan berita dibatasi. Kasus pembunuhan macam muggle atau unicorn yang hilang lenyap oleh dementor atau darahnya dimangsa “mereka yang namanya tak boleh disebut “di hutan terlarang. Nyata terjadi tapi lalu dibungkam, akses informasi dibatasi. Mungkin hanya Firenze dan kawanannya, makhluk-makhluk yang berdiam di bawahnya berduka, mengiringi jiwa demi jiwa yang pergi. Biarlah mereka mengutuki siapa pun yang bertanggung jawab karena akan dibalas suatu hari. Bagusnya adalah tokoh-tokoh masyarakat yang berpangkat, yang arogan dan tidak sadar diri akan fungsi dan tugas semakin tidak jaga sikap. Harusnya memberi contoh budaya mengantri. Eh malah songong dan main hantam.
Thanks to social media, eh tapi jangan-jangan dijadikan duta lagi. Yah kan bisa saja di negeri antah berantah.
Thursday, May 27, 2021
Kerja Jalan Keliling Nagekeo
Perjalanan selanjutnya setelah dari kampung Udi, kami sempat bertemu dengan ibu Hil, ibu camat di kantor camat Keo Tengah. Ibu Hil memberikan pengenalan untuk desa-desa di Keo Tengah yang memiliki potensi terutama yang punya produk-produk UMKM melalui Bumdes, diantaranya desa KotaWuji Barat dengan produk cokelatnya dan Lewangera dengan produk Kemiri.
Perjalanan ke Desa Lewangera tidak begitu jauh, kira-kira 8 km dari kota kecamatan. Desa ini terletak di dataran tinggi. Saya baru pertama kali memasuki kawasan desa ini. Pintu gerbang menuju desa sangat indah karena melewati sawah ladang dan sungai kemudian ada bukitnya juga. Jadi saya mengingat lagi gambar-gambar saya dahulu di Sekolah Dasar. Ternyata ada bukan cuma di lukisan-lukisan. Biasanya saya menggambar gunung atau perbukitan, lalu sawah dengan aliran sungai dan jembatan. Voilaaa, ada di pintu masuk desa Lewangera.
Setelah bertamu ke kantor desa, kami bersama Bapak Sekdes menuju kelompok UMKM minyak kemiri. Tim dibagi 2. Pak Chris, pak Cuk, pak Yuven ke Desa Ngera, lalu saya, pak Kus, ibu Rani dan Roni menemui kelompok minyak kemiri. Kami menuju rumah ketua kelompok.
Pembuatan minyak kemiri sudah dilakukan dengan mesin. Jadi kemiri yang sudah dikeringkan dan dikupas dimasukan ke dalam mesin dan keluarlah tetes demi tetes minyak. Namun sesuai dengan tujuan utama untuk memastikan potensi pariwisata, maka dari survey dan pengalaman langsung oleh teman-teman konsultan, pengunjung malah menikmati proses pembuatan minyak kemiri secara manual. Mulai dari menghancurkan kemiri kemudian menyaring dan menyegelnya dalam botol kecil.
Ibu Rani, seorang dosen arsitektur, sangat menikmati proses karena diajak ikut untuk membuat minyak. Beliau mencoba menghaluskan juga memeras kemiri menjadi minyak. Menurut pak Kus, salah seorang praktisi di bidang pariwisata, pariwisata di kawasan Keo Tengah melibatkan pengalaman pengunjung untuk merasakan pengalaman-pengalaman sehari-hari. Ibu Rani juga sempat mengenakan pakaian adat dan berfoto.
Geng motoran dari Desa Ngera langsung menyusur ke Desa Kelewae melalui Mauponggo sedangkan kami balik menuju Raja-Gako-Kelewae.
Di Kelewae udara dingin menyambut kami. Saya suka sekali udaranya. Kami menginap di homestay milik pak Sil. Pemilik rumah menyambut kami dengan hangat. Makanannya enak-enak terutama sambal Koro Roe ala Kelewae. Terima kasih banyak pak Sil dan keluarga.
Tuesday, May 25, 2021
Life of One
Life of someone
Its amazingly beautiful painted
Moving phase to phase
Slowly, fast, sometimes
stagnant but certainly changes
As time goes by
Together with cells of the body, mind and thoughts
One did, made mistakes, learnt from it and continue living
Where to go? Who should be invited? Who deserve a share? What’s for?
What will make someone the happiest?
It's a continuous question
That is why one couldn’t stop learning
Evolve, adapt, enrich, strive
Changing day by day
Is it better?
It's only when there is a silence
To reflect, to wait, to questions
Life of one
For that one and only
Self
Other self
Earth
Partner
Family
Friends
Community
Universe
Monday, May 24, 2021
Rencana 5 Tahun
Ada yang berbeda di pertemuan mingguan kami minggu ini di WISE. Untuk meningkatkan bonding kami diminta memilih satu pertanyaan dari kurang lebih puluhan pertanyaan dan kemudian secara bergiliran menjawab pertanyaan tersebut. Dari percobaan pertama, saya pribadi merasa sesi ini membuat saya lebih rileks dan mengenal workmate dan sukarelawan atau teman-teman intern.
Do you believe in having a five year plan?
Saya menjawab apa adanya kalau di umur sekarang ini lebih ke let it flow. Tetap ada perencanaan tetapi tidak sefokus ketika di usian 20an. Mungkin punya bisnis. Lalu ya, menikah. Jika Tuhan berkehendak yah, dekatkan dengan orang baik dan sevisi, nyambung dan sayang. Lalu saya harus memikirkan jika memang belum bertemu yang pas dan harus ada opsi sendiri. Memikirkan bagaimana jika memutuskan hidup sendiri dan harus siap dengan stigma dan streotipe yang mengikutnya. Kata salah satu relative, ya udah ada yang dekat, mau saja. Bukan begitu konsepnya. Ada banyak hal yang harus digali bersama dan capai kesepakatan. Yah iya sih, ribet cuma yah that is how we respect our self so that we can respect our potential partner. Jangan sampai galau-galau, mending dijauhkan sekalian. Mohon doanya pembaca yang budiman:)
Menilik ke beberapa tahun ke belakang dan saat ini, saya merasa semua pencapaian sudah sesuai dengan rencana-rencana tahunan. Dapat beasiswa S2, lancar 2 tahun kuliahnya, tinggal di luar negri beberapa bulan juga mendapat pekerjaan di lingkungan yang saya impikan. Life goes as planned.
Kalau kata Yoke, teman kerja, if she dies tomorrow she has no regrets. Nah apakah saya sudah ditahap itu? Kira-kira 85 % kali ya. Belum bilang sayang, adek belum kelar kuliah, belum naik gunung Ebulobo, belum jalan-jalan ke Labuan Bajo. Well, thats just for fun.
Jadi jawabannya yah I believe in having a five year plan in my twenties and now in my thirties quite flexible, not that tight.
Bagaimana dengan kamu?
Saturday, April 3, 2021
Ruba Sulo Jata Bagian 2
Hello blogger,
Tuesday, February 16, 2021
Tips on Improving English
Hello folks,
I hope this time that I am able to reach students audience who are eager to continue their study, attend free summer schools in other countries or simply those who want to be able to speak English for working.
Well, let me say that I am just a person who love to improve my skill. I once could not understand English at all.Just some basic knowledge in Senior High School. Just love to pick up a new vocabulary and use it so I can remember it. This writing is a genuine reminder that the skill will be present for those who seek. The important is setting goals and knowing how to get there. I am a hometown girl, born and raised in small town of Bajawa, Flores, East Nusa Tenggara attended a local average high school. Our area has no English courses institution (during my school days)- This information is to energizes you, to motivate you that we all can dream, can make it happen. I can so you too.
Firs of all is setting your goals. Whether you want to continue your study or simply to put it in your CV. By this goals as example, you know that you have to pass certain TOEFL score.
It is said that aim step by step. You can reach a top of mountain (speaking and writing very well) but maybe reach for a certain score first.
Graduating from high school, I entered uni my TOEFL score was around 300 (2007). At that time I didnt event know it is good or bad and I didnt care. When it was time to graduate, it was required to test again and mine was around 400(2011). During that time, 2007-2012 of course I attended English Uni course, well the goal is just to pass the course and at least can read English literature while attending uni. At least to get a B and so all good. Somehow. While there are some student who have awared the important of TOEFL score in getting abroad scholarship or attend summer scholarship. I recommend you to look for opportunities. If you think you are still far away from that at least you know TOEFL score it's quite important.
Real life, adult life came. You don't have time to play, get lazy or ask your parents. There is yourself to be fed, bills to be paid. I somehow was forced to find a way to improve my CV. Why? I don't have an outstanding GPA (and no, its not the only requirement nowadays), I don't want to work in Chemical industry, but I love to learn new things and don't limit myself for opportunities. My short goals was I wanted to work in INGOs at the time then continue study so I can back home. I don't see myself working longer time in Jakarta. Since I know my goals I then try to improve my TOEFL score.
How? Consulting and borrowing my friends, other fellow student who passionate in learnings English materials and apps. At the time, they have tried official TOEFL test/IELTS and they had planned to go for master degree abroad.
Lucky me, that I have a really good friend that love to teach, share and believe and motivate fellow friends that they can if they want. He said that once someone graduate, it is easy for them to get above 500 score. They are willing to share their tips and how they learn so if it suits your learning style you can copy them or adapt in your convenience. 2. Attend TOEFL prediction test ( its cheaper then the official one/ITP
Secondly, use all the resources you have. Nowadays, we can have all the apps for learning in our mobile phone. Use your time wisely. Realizing that I have difficulties in understanding and catching English words in listening section, I then listened do the sound of TOEFL listening section for months, really for months every night even I don't understand. I become familiar with the question, how it sounds and it really helps me facing my TOEFL test.
After all, the last tip that I can share is that being yourself, being brave to practice, learn, to make mistakes. I wrote simple daily life story in English in this blog in my early days focusing. I join an English club. I was in Jakarta at the time and joined Brithzone in Senayan while I was working in West Jakarta. Well, if you know how the hectic during weekend in transJak Harmony Kalideres but I managed because I have a clear goal.
Once you know your objectives, set your goal, you can use your resources well and don't be shy to practive. My friend ever say to me, no don't posts in English, its like you brag about yourself. I mean do like I care? All I do is learning. From that, I can get job easily, I can feed myself and my family and I can catch my dream. Follow your gut, always!
Saturday, February 13, 2021
Ruba Sulo Jata bag 1
Pertemuan saya dengan kelompok tenun Batu Kodok masih terbilang baru. Bulan Desember, ketika salah satu kolega (salah satu dosen UI, pembimbing teman-teman mahasiswa) berkunjung untuk survey tempat atau lokasi pengabdian masyarakat.
Kelompok tenun menjadi salah satu fokus kunjungan, untuk belajar, berbagi dan sharing.
Waktu itu kami pergi berdua karena pak Kasih (Yayasan Sao Mere-partner kampus dan Flotista UI) sedang sibuk di kebun irigasis tetes. Satu hari sebelumnya mereka sudah mengadakan FGD dengan perangkat desa.
Ada sekitar 4 mama-mama anggota kelompok tenun saat itu. Dua sedang menenun. Mama Tres salah satunya. Beliau menceritakan mengenai kegiatan sehari-hari di kelompok tenun dan bagaimana mereka baru memulai kegiatan secara berkelompok untuk menenun dengan menggunakan pewarna alami. Mereka senang mendapat dukungan dari berbagai kalangan.
"Susah sekali awal-awal karena prosesnya lama. Yah tapi kita mau yang alami juga jadi biar lama kami puas. Ada yang bagian warna, ada yang bagian tenun. "
Mama Tres menjadi ketua kelompok tenun untuk kira-kira 20 KK. Dalam kunjungan pertama, masih tempat seadanya di depan dapur.
Dari kunjungan tersebut, ada beberapa masukan yang kami berikan. Salah satunya jika lebih baik sanggar memiliki nama yang lebih unik dan punya arti mendalam juga punya brosur yang bisa dibaca pengunjung.
Saturday, February 6, 2021
Minum Moke
Duduk-duduk minum moke
Lalu ada sakit hati terpendam
Berbicara tak putus-putusnya
Membela diri atas penghakiman yang tidak seharusnya
Reka ulang kisah masa lalu
Berkelompok, berintegritas, kritis, debat sana debat sini,
Andaikan pada porsinya dan tetap teguh pada tujuan awal
Sekelompok anak muda, naif, ah tidak juga, agen perubahan (dua tiga tahun lalu)
Tapi lalu terperangkap lama, sudah terlalu sistemik
Satu lawan seribu
Lalu lupa ayah mencangkul di kebun, belum tentu dapat uang bulanan
Lupa kalau anak satu-satunya, pewaris keluarga, kebanggaan suku
Tidak jadi ada toga, tidak ada perayaan wisuda
Sial memang!
Tak ada habisnya
Kenapa begini, kenapa begitu
Marah, debat berapi-api, kau tau apa! Sa pu hidup!
Beta berkorban demi sekelompok orang, tapi tidak ada yang jaga komitmen.
Komitmen ta’i! Kok mereka langgar janji?
Tidak ada anak muda, mereka pegang janji awal,
janji deng mereka pu bapa mama
sebelum langgar pulau, sebelum baku salam deng nona
Anak, ingat, pulang rumah bawa ijazah!
Dari saya yang terganggu tidurnya, dengar lu pu bacot jam 23.00-01.00.
Membahagiakan Anak-anak
Dalam dua bulan ini karena lagi musim tahun ajaran baru, saya menyisihkan rejeki untuk belanja-belanja pernak pernik lucu, semacam buku dia...
-
"Bemana, kapan nikah? " "Eh, tidak jelas", lalu overthinking Topik mengenai pernikahan nyatanya tahun menjadi salah satu...
-
I pray that wherever you are, you are the happiest. I pray for all your dreams and plans. I pray for myself to be happy too. For both of u...
-
Dalam dua bulan ini karena lagi musim tahun ajaran baru, saya menyisihkan rejeki untuk belanja-belanja pernak pernik lucu, semacam buku dia...